DBD di Sumsel Capai 2.002 Kasus, 20 Orang Meninggal


Kasus
 demam berdarah dengue (DBD) di Sumatera Selatan di tahun ini capai 2.002 kasus (sampai 6 Juli 2025) dengan tingkat rasio angka kematiansekitar 20 orang. Angka itu tidaksemakin tinggidibanding 2024, tetapinyarismenyamakan 2023.
Kepala SektorPenangkalandanPengaturan Penyakit Dinas Kesehatan Sumsel Ira Primadesa menjelaskankasus DBD paling banyakterjadi di Palembang yang capai 446 kasus.

Banyak daerahyang lain angkanya tinggi di rangebeberapa ratuskasus DBD yaitu di Ogan Komering Ilir (OKI) 285 kasus, Lubuklinggau 176 kasus, Banyuasin 169 kasus, Muara Enim 168 kasusdan Ogan Komering Ulu (OKU) Timur 102 kasus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Sementara di Lahat ada 95 kasus, Prabumulih 94 kasus, Muba 86 kasus, Musi Rawas 67 kasus, Ogan Ilir 57 kasus, OKU Selatan 43 kasus, PALI 39 kasus, Musi Rawas Utara 19 kasusdan Empat Lawang 14 kasus,” tutur Ira, Senin (7/7/2025).

Untuk jumlah kematian DBD 20 orang itu, paling banyak ada di Palembang delapan orangSelanjutnya di Lahat lima orang, Muara Enim dan Lubuklinggau masing-masing dua orang.

ADVERTISEMENT
Lantas di Banyuasin, OKU Selatan, dan PALI masing-masing satu orang angka meninggalnya,” ucapnya.

Simak juga:
Kasus Malaria di Palembang KosongSampaiAwalnya Juni 2025
Sementara untukkasus 2024, jumlah DBD ada 6.263 kasus dengan kematian 37 orang. Dan tahun awalnya atau 2023 ada 2.804 kasus dengan kematian 22 orang.

Iamenyebutkanberagamusahasudahdilaksanakanuntukpenangkalandanmeminimalkankasus DBD. Misalnya denganpublikasi masif lakukanpembasmian sarang nyamuk melalui pembersihan tempat air, perawatan ikan pemakan jentik, dan fogging.

Faksinyasudahmembagikan larvasida DBD dan insektisida rokhantion UL ke semuawilayah di Sumsel. Faksinyamemasifkan pergerakan juru pemantau jentik (Jumantik) di pesantren dan sekolah. Iamenghimbaumasyarakatsupayamemakai lotion pengusir nyamuk danmemasangkan kelambu buatkurangidampak negatif DBD.

Leave a Comment